AKARNEWS.ID, POLMAN – Tumpukan sampah di tengah kota tepatnya Jl. Budaya, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, Polman, dibakar warga lantaran sudah dua pekan tak diangkut petugas kebersihan.
Alasan warga membakar sampah tersebut untuk mengurangi tumpukan yang menutup sebagian bahu jalan.
Salah satu warga setempat Basri, mengaku bau sampah sudah cukup menyengat karena sudah berulat dan dikerumuni lalat.
Selain itu, alasan warga membakar sampah tersebut karena jalan sudah mulai tertutupi dan menganggu pengendara yang lewat. Tumpukan sampah tersebut mengakibatkan kendaraan roda empat hampir tidak bisa melintas.
“Terpaksa dibakar kalau dibakar bisa sedikit mengurangi tumpukan, kemarin hampir mobil tidak bisa lewat, sampah menutup setengah jalan,” ungkap Basri saat ditemui wartawan, Senin, (16/9/2024).
Pantauan, Akarnews.id sampah tersebut berada tidak jauh dari pintu masuk utama Universitas Alsyariah Mandar (Unasman).
Asap dari pembakaran sampah plastik dan sampah organik itu menyebar ke ruas jalan dan pemukiman warga, menimbulkan bau menyengat yang dihirup warga sekitar.
Basri juga mengungkapkan pembakaran sampah ini juga diklaim dapat mengurangi bau busuk sampah.
“Bau busuknya sempat berkurang, tapi asap pembakar tetap menyengat khas bau sampah,” ungkapnya.
Warga sekitar berharap tumpukan sampah ini segera diangkut petugas kebersihan dari dinas kebersihan setempat.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLKH) Polman dalam kebingungan mengatasi tumpukan sampah tersebut.
Kepala Bidan Kebersihan, DLHK Polman, Hajir mengatakan sampah tidak diangkut sejak 1 September 2024 lalu.
Akibat tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara, sejak tertutupnya pembuangan sementara di Desa Laliko, Kecamatan Campalagian.
“Kemarin ini sampah itu kita buang di Laliko Campalagian, tempat sementara, perjanjiannya hanya sampai 30 Agustus 2024 lalu,” terang Hajir saat dikonfirmasi wartawan.
Hajir mengatakan sejak perjanjian pembuangan sampah di Desa Laliko, Campalagian berakhir, petugas kebersihan tidak lagi mengangkut sampah lantaran belum ada tempat pembuangan sementara dan tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Polman.
Hajir mengatakan cara mengatasi sampah dengan gali timbun juga tidak lagi dilakukan, lantaran sempat menuai sorotan.
“Kita sementara ini akan ke Laliko Campalagian lagi, meminta agar bisa lagi membawa sampah ke sana untuk atasi ini penumpukan sampah,” tutupnya. (Kay)