AKARNEWS.ID, POLMAN – Debat kedua pemilihan kepala daerah Kabupaten Polewali Mandar memberikan momen berkesan ketika pasangan calon nomor urut 2 memberikan jawaban tentang reformasi birokrasi, Senin, (18/11/2024).
Calon Bupati Polman Andi Bebas Manggazali memaparkan reformasi birokrasi adalah sebuah sistem bertujuan menciptakan pemerintahan yang transparan.
Dengan pemerintahan yang transparan dapat mewujudkan birokrasi yang profesional, bersih, dan bebas dari Kolusi ,korupsi dan nepotisme (KKN).
Menurut mantan Sekretaris Daerah Polman praktik nepotisme harus ditiadakan di bumi Tipalayo ini. Sebab praktek ini adalah suatu perilaku melawan hukum dan merusak tatanan birokrasi pemerintahan.
Di mana lebih memilih keluarga dekat dan teman akrab berdasarkan kedekatan, bukan berdasarkan kapasitas yang dimiliki
“Pak Kyai pasti tahu, kalau di dalam birokrasi untuk menempatkan orang-orang yang memiliki hubungan keluarga, membahagiakan keluarga. Tapi tidak melihat kualitas dan kapasitasnya ,” ujar Andi Bebas menanggapi pertanyaan paslon nomor 3.
Oleh karena itu, pasangan yang memiliki tagline “Membangun Desa Menata Kota” berkomitmen ketika diberikan amanah memimpin Polman akan menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
Ia berjanji menghapuskan praktik-praktik tersebut, karena sangat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta membahayakan eksistensi pemerintahan.
Jawaban ayah empat anak ini yang lugas dan berbobot membuat masyarakat terkesan, banyak yang menilai bahwa ia menguasai panggung debat dengan wawasan yang mendalam dan solusi yang realistis.
Seperti diungkapkan Basri, salah satu warga Polman. Ia mengatakan kemampuan Andi Bebas Manggazali dalam pemerintahan sudah tidak diragukan lagi. Modal pengalaman selama 30 tahun lebih diyakini akan membawa Polman lebih baik ke depan .
Dalam debat Pilkada kedua sejak awal penampilan Besti sudah berhasil menarik perhatian publik. Selain keduanya kompak, Paslon yang memiliki tagline Membangun Desa Menata Kota memberikan tampil berbeda dengan kandidat lainnya saat menyampaikan visi dan misi pasangan calon.
Dalam debat kedua, Besti mengawali visi dan misinya dengan melantunkan sebait lirik lagu mandar yang dibawakan langsung oleh Siti Rahmawati.
Lagu itu berjudul Diwattu Tallobena, salah satu Lagu Mandar yang masih populer hingga sekarang. Lagu Mandar ini sengaja dinyanyikan Siti sebagai bentuk komitmennya dalam mendukung pelestarian seni dan budaya Mandar ketika diberikan amanah menahkodai Polman 5 tahun ke depan.
Tidak hanya tampil berbeda, Paslon Besti juga memperlihatkan kekompakannya sebagai kandidat calon bupati dan wakil Bupati Polewali Mandar. Itu ditunjukkan saat penyampaian visi misi, keduanya secara kompak berbagi tugas memaparkan program dan visi misinya di hadapan panelis maupun peserta.
Adapun Besti memiliki visi Polewali Mandar maju bersahabat: maju, bersih dan berkelanjutan. Sementara misinya salah satunya meningkatkan sumberdaya manusia yang maju dan sejahtera. Menumbuhkembangkan dan meratakan ekonomi kerakyatan berbasis agro – eco – edu – tourism dan nilai-nilai kearifan lokal.
Mewujudkan pusat agro maritim yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas Birokrasi, tata kelola pemerintahan, pelayanan publik yang responsif, transparan, anti korupsi. Lalu, mengoptimalkan pemerataan pembangunan infrastruktur berkelanjutan sebagai penyangga lumbung pangan ibukota Nusantara.
Sekedar diketahui, debat publik kedua Pilkada Polman ini mengangkat isu tentang “Menyerasikan Pembangunan Daerah untuk Memperkokoh Semangat Kebangsaan dan Keutuhan”. (*)