POLMAN,AKARNEWS.ID – Di bawah langit senja yang memerah, Taman Kebangsaan di depan kantor DPC PKB Polewali Mandar penuh dengan warna-warni budaya yang mencerminkan kekayaan keragaman Polewali Mandar. Acara deklarasi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Polewali Mandar 2024, KH. Muhammad Syibli Sahabuddin (Kyai Syibli) dan Ustad H. Zainal Abidin, menjadi momen yang tak terlupakan.
Sesaat setelah zikir dan sholawatan selesai dilantunkan oleh para santri dari Pambusuang, dilanjutkan tembang Mandar yang syahdu, dibawakan oleh artis lokal Iis Gazali, membuka acara dengan keindahan yang menyentuh hati. Suara lembut Iis menggema, membangkitkan rasa bangga akan tanah Mandar yang kaya akan warisan budaya. Usai tembang Mandar, suasana berubah meriah dengan pagelaran Reog Ponorogo dari desa Bumi Ayu Wonomulyo. Kesenian tradisional dari Jawa Timur ini ditampilkan dengan semangat yang menggetarkan.
Setibanya di depan masjid syuhada Polewali, Kyai Syibli dan Ustad Zainal Abidin diantar oleh Sayyang Pattu’du’ dengan iringan rebana khas Mandar, dan Tari Pa’duppa yang gemulai dari tanah Bugis.
Tidak hanya budaya yang tampil, namun keberagaman agama pun ikut disimbolkan dalam doa yang dipanjatkan oleh Annangguru KH. Hasan Usi (Imam Bukku Majene) dan pendeta Jhoni Dondok, seorang tokoh agama dari kalangan nasrani. Doa tersebut mengingatkan akan pentingnya harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi cerminan tema besar yang diusung pasangan Kyai Syibli dan Ustad Zainal dalam Pilkada Polman 2024: harmoni dan kebhinekaan.
Dalam orasinya, Kyai Syibli menyatakan kebanggaannya terhadap Polewali Mandar sebagai daerah yang luar biasa di Sulawesi Barat. “Polewali Mandar ini adalah daerah yang luar biasa. Jika dikelola dengan baik dan dengan visi yang juga baik, kabupaten ini akan semakin berkembang bahkan maju,” tegasnya dengan penuh keyakinan. Menurutnya, potensi sumber daya alam yang melimpah, keragaman suku, agama, dan budaya, serta kualitas sumber daya manusia yang di atas rata-rata, merupakan kekuatan utama Polewali Mandar.
Sementara itu, Ustad Zainal Abidin yang mendampingi Kyai Syibli, berbicara dari pengalaman pribadinya. Sejak kecil, ia terbiasa dengan kehidupan yang penuh warna di kota kecil Wonomulyo. Hiruk pikuk perniagaan yang melibatkan berbagai etnis dan agama—Mandar, Jawa, Bugis, dan Toraja—telah membentuk pemahamannya akan pentingnya harmoni dan kebhinekaan. “Keragaman di Polewali Mandar adalah kekayaan yang harus kita jaga dan kedepankan,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Pasangan yang mengusung jargon PASTI (Pas di Hati) ini, melalui tema harmoni dan kebhinekaan, membawa harapan baru bagi Polewali Mandar. Mereka tidak hanya menawarkan janji, tetapi juga semangat untuk membangun kabupaten ini dari kekuatan terbesar yang dimilikinya: keragaman yang harmonis. Sebuah perjalanan baru menuju Pilkada Polman 2024 telah dimulai, dengan harapan akan masa depan yang lebih baik dan lebih inklusif bagi semua warga Polewali Mandar. (*)
Penulis: Muhammad Arif