Oleh: Sri Nirmalasari.
AKARNEWS.ID, OPINI – Islam sebagai pluralitas berbangsa mengandung makna bahwa Islam sebagai agama dapat berjalan dalam masyarakat yang majemuk, di mana terdapat berbagai kelompok etnis, agama, budaya, dan pandangan hidup.
Dalam konteks Indonesia, di mana keberagaman etnis dan agama menjadi ciri khas bangsa, Islam tidak hanya harus diterima sebagai agama yang berdaulat, tetapi juga sebagai sebuah kekuatan yang dapat mendukung terciptanya kehidupan berbangsa yang inklusif, harmonis, dan toleran.
Ajaran Islam tentang Pluralitas
Islam mengajarkan pentingnya keberagaman dan toleransi. Al-Qur’an menyatakan dalam Surah Al-Hujurat (49:13),
“Wahai umat manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.”
Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan antar suku, bangsa, dan agama adalah bagian dari takdir Allah yang harus dihargai. Islam mengajarkan bahwa keberagaman bukanlah alasan untuk perpecahan, melainkan sebagai wahana untuk saling mengenal dan memperkuat hubungan antar umat manusia.
Islam dan Toleransi Beragama
Sebagai agama yang memiliki banyak ajaran tentang perdamaian, Islam menekankan pentingnya toleransi terhadap agama lain.
Dalam konteks pluralitas berbangsa, Islam mengajarkan untuk menjaga perdamaian dan menghormati perbedaan agama. Toleransi ini tercermin dalam berbagai tradisi Islam yang menekankan pentingnya dialog antar umat beragama dan saling menghormati.
Islam memberikan contoh dalam interaksi dengan non-Muslim, seperti dalam masa pemerintahan Rasulullah di Madinah yang menciptakan piagam Madinah, sebuah perjanjian yang mengatur hubungan antar umat Islam dengan komunitas Yahudi dan kelompok-kelompok lain di Madinah.
Piagam ini mencerminkan konsep keberagaman dan pluralitas dalam kehidupan berbangsa yang penuh dengan kebebasan beragama dan berkehidupan sosial.
Islam dan Keberagaman Budaya
Islam juga mengakui dan menghargai keberagaman budaya dalam masyarakat. Islam tidak menuntut homogenitas budaya, melainkan memberi ruang bagi kebudayaan lokal untuk berkembang selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Di Indonesia, misalnya, Islam telah berinteraksi dengan budaya lokal yang sangat beragam, seperti budaya Jawa, Minangkabau, dan Melayu, menciptakan identitas Islam yang khas di Indonesia, yang berbeda dengan identitas Islam di negara-negara lain.
Islam dan Demokrasi dalam Negara Plural
Islam juga mendukung prinsip-prinsip demokrasi, yang menekankan hak individu, kebebasan berbicara, dan pemerintahan yang adil.
Dalam konteks negara yang plural, Islam mendukung ide bahwa seluruh warga negara, baik Muslim maupun non-Muslim, memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik dan sosial.
Dalam hal ini, Islam dapat berfungsi sebagai dasar moral untuk membangun negara yang adil dan demokratis.
Islam mendukung konsep keadilan sosial dan ekonomi yang tidak membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Dengan demikian, Islam mendorong terciptanya kebijakan yang merata, tanpa memandang agama, suku, atau ras, yang mendukung integrasi sosial dan kesejahteraan seluruh rakyat dalam kerangka pluralitas.
Islam dan Pancasila dalam Konteks Pluralitas Bangsa
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia mencerminkan nilai-nilai yang selaras dengan ajaran Islam, terutama dalam hal keberagaman dan toleransi.
Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” menyiratkan adanya pengakuan terhadap pluralitas agama.
Sementara sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mendorong prinsip-prinsip keadilan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Dalam kerangka ini, Islam mendukung Pancasila sebagai landasan bersama untuk mewujudkan negara yang plural dan adil.
Islam, dengan ajarannya yang mengutamakan persatuan umat manusia, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang menginginkan bangsa Indonesia untuk bersatu dalam keberagaman.
Islam dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sebagai agama mayoritas di Indonesia, Islam memiliki peran besar dalam membentuk karakter bangsa. Islam harus dipahami sebagai kekuatan pemersatu dalam kerangka pluralitas, bukan sebagai alat untuk menciptakan polarisasi atau eksklusivitas.
Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk menjaga sikap moderat dan menghargai perbedaan, serta aktif terlibat dalam upaya membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Penting untuk memahami bahwa Islam sebagai agama yang berkembang dalam masyarakat yang plural tidak hanya mengajarkan umatnya untuk menghormati perbedaan, tetapi juga untuk berperan dalam menjaga kesatuan dan kerukunan dalam berbangsa.
Islam sebagai pluralitas berbangsa menekankan pentingnya penghormatan terhadap keberagaman, baik dalam hal agama, budaya, maupun suku bangsa.
Islam mendukung terciptanya kehidupan sosial dan politik yang inklusif dan toleran, di mana setiap individu memiliki hak untuk dihormati dan diberdayakan dalam kerangka kebangsaan yang bersatu.
Dalam konteks Indonesia, Islam dapat menjadi kekuatan pemersatu yang mendukung prinsip-prinsip Pancasila, dengan menekankan pentingnya keadilan sosial, persatuan, dan kesetaraan dalam masyarakat yang plural. (*)