AKARNEWS.ID, POLMAN – Sampah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) hingga hari ini belum juga dapat diselesaikan. Tumpukan sampah yang berserakan di beberapa titik menandakan pengelolaannya yang kian buruk.
Bahkan, sampah yang berada di tengah Kota Polewali terpaksa dibakar warga karena sudah mulai membusuk dan berulat hingga menganggu pengendara yang melintas.
Diketahui, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLKH) Polman dalam kebingungan mengatasi tumpukan sampah tersebut.
Kepala Bidan Kebersihan, DLHK Polman, Hajir mengatakan sampah tidak diangkut sejak 1 September 2024 lalu.
“Kemarin ini sampah itu kita buang di Laliko Campalagian, tempat sementara, perjanjiannya hanya sampai 30 Agustus 2024 lalu,” terang Hajir saat dikonfirmasi wartawan pada Senin, (16/9/2024) siang.
Menanggapi problem sampah tersebut, Prof Husain Syam (PHS) mendorong penggunaan teknologi untuk pengelolaan sampah.
Hal ini disampaikan PHS saat ditemui di Desa Barumbung, Kecamatan Matakali, Polman usai menggelar sosialisasi calon gubernur pasa Senin, (16/9/2024) malam.
“Maunya pengelolaan sampah itu mengunakan teknologi, itu bisa menjadi mulitiple effect bagi masyarakat. Dia bisa menjadi nilai ekonomis ketika dikelola dengan baik. Pemerintah harus bisa memanfaatkan pembuangan sampah untuk masyarakat sekitar, Bukan hanya membuang busuknya” terang PHS.
PHS juga mengungkapkan bahwa masalah sampah di Kabupaten Polman merupakan kewenangan dari pemerintah daerah.
Namun dia menegaskan, ketika diberi amanah menjadi Gubernur Sulbar periode yang akan datang, dirinya akan mendorong agar masalah sampah cepat terselesaikan.
“Pengelolaannya inikan merupakan kewenangan pemerintah kabupaten namun gubernur itu juga harus bisa mendorong agar terselesaikan dengan cepat” tegasnya.
Mantan Rektor Universitas Negeri Makassar itu menilai, permasalahkan sampah yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan karena tidak adanya keseriusan pemerintah daerah untuk menanganinya.
Dia juga menyerukan untuk tidak memilih orang atau pemimpin yang tidak dapat mengurusi masalah sampah di Kabupaten Polman.
“Pertanyaannya adalah kenapa itu Kabupaten lain bisa mengelola, nah juga sampah namanya. Kenapa ndak belajar disitu. Jadi memang tidak ada niat untuk mengelola sampah dengan baik, tidak ada niat untuk menyelesaikan persoalan rakyat” ujarnya.
“Jadi saya mau mengatakan kenapa masih mau memilih orang yang sampah saja tidak bisa na urusi” pungkasnya. (*)