Wagub Sulbar Jenguk Korban Salah Tangkap Aparat di RSUD Andi Depu

Avatar photo
Kamaruddin Kay
7 Jul 2025 09:05
2 menit membaca

AKARNEWS.ID, POLMAN – Wakil Gubernur Sulawesi Barat Salim S Mengga, mengunjungi Kepala Puskesmas Alu, Jamaluddin yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hajja Andi Depu Polewali Mandar (Polman), Minggu (6/Juli/2025).

Diketahui, Jamaluddin, diduga menjadi korban salah tangkap dalam peristiwa eksekusi tanah di Dusun Palludai, Desa Katumbangan Lemo, Kecamatan Campalagian, Polman pada 3 Juli lalu.

Korban diduga juga mengalam tindak kekerasan usai diamankan aparat kepolisian dan menyebabkan luka parah di bagian kepala hingga menjalani operasi.

Selain mengunjungi Jamaluddin, wakil gubernur Sulbar juga mengunjungi aparat kepolisian yang sedang dirawat di rumah sakit yang juga terluka dalam insiden yang sama.

Terlihat wakil Gubernur Sulbar berbincang dengan para korban di ruang perawatan, sembari memberikan semangat dan motivasi.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Sulbar Salim S mengga mengatakan, kedatangannya ini untuk melihat kondisi yang dialami korban sembari memberikan rasa simpati kepada para korban.

Menurutnya, kejadian ini menjadi pembelajaran buat kita semua dalam penegakkan hukum memang aparat harus tegas.

“Kepolisian hanya melaksanakan perintah pengadilan, dia tidak memiliki alternatif lain” katanya.

“Pihak bersengketa juga merasa ini sesuatu yang menzolimi. Karena sebagai warga negara yang baik, kita harus sadar bahwa negara ini negara hukum. Koita boleh tidak puas,tetapi hindari aksi-aksi kekerasan yang pada akhirnya merugikan semua pihak” tambah Salim S Mengga.

Menurutnya, aparat kepolisian hanya melakukan perintah pengawalan eksekusi dan tidak boleh dicederai. Terlebih lagi masyarakat kecil yang mempertahankan hak secara habis-habisan.

“Rakyat yang juga bagian dalam bangsa ini,tidak boleh dicederai. Demikian juga aparat keamanan sebagai pelaksana tugas” bebernya.

“Kedepan kita harus evaluasi didalam setiap melaksanakan kegiatan eksekusi ,harus melalui upaya investigasi, kemudian melakukan tawaran perdamaian. Kalau tidak ada lagi upaya lain, jangan menggunakan kekerasan tetapi menempuh jalur lain yang lebih manusiawi” ungkapnya.

Menurutnya, pihak aparat seharusnya memilih pendekatan yang manusiawi dan tidak secara membabi-buta dalam mengamankan orang agar tidak terjadi insiden salah tangkap.

“Seperti yang terjadi ini, justru tidak terlibat dalam sengketa juga ikut jadi korban,begitupun dengan aparat ikut menjadi Korban” ujarnya.

Namun, Wakil Gubernur Sulbar juga tidak menapikan upaya penegakan hukum terhadap kejadian ini. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x