AKARNEWS.ID, MAMASA – Bangunan sanitasi di Kabupaten Mamasa yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) berjumlah puluhan miliar dari tahun anggaran 2021, 2022, 2023 serta 2024 diduga mangkrak dan tidak tepat sasaran.
Program yang bersumber dari kementerian PUPR melalui dirjen cipta karya itu diduga mangkrak.
Ketua karateker dewan pimpinan wilayah (DPW) Jaringan Aktivis Milenial Sulbar, Muh Syukur SH, S.Ip mengatakan banyak oknum yang melibatkan diri tanpa harus mengikuti Juknis yang sudah ditetapkan oleh kementerian bersangkutan.
“Banyaknya kegiatan swakelola yang diperuntukkan untuk memperdayakan masyarakat setempat dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Lantas siapakah pelaku swakelola tersebut?” Kata Muh. Syukur kepada wartawan.
Menurutnya, kegiatan tersebut semestinya dilakukan secara transparan dan terbuka sebab kegiatan tersebut melibatkan langsung masyarakat setempat di desanya masing-masing.
Kata dia, ada beberapa daerah di Indonesia khususnyaya di wilayah Sulawesi Barat, dan Sulawesi tenggara serta Gorontalo yang proses pengadaan septik pabrikasi (IPAL) instalasi pengolah air limbah diduga tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
“Yang semestinya tidak dipihak ketigakan seperti yang terjadi di Kabupaten Mamasa, Sulbar” ungkapnya. Tukang atau pekerja kegiatan tersebut hanya diberi sekian persen dari total anggaran.
“Sehingga mengakibatkan beberapa titik lokasi pembangunan sanitasi padat pemukiman ini mangkrak dan tidak terpakai” Pungkas Syukur aktivis Muda salah satu Lulusan terbaik di kampus ternama di Bandung. (*)