POLMAN, AKARNEWS.ID – Lapeo Bahari Festival (LBF) edisi kelima segera terselenggara pada September tahun ini.
Festival yang bertajuk “Lautan Generasi” itu akan diselenggarakan di pantai Ba’batoa, Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Polman bekerjasama dengan pemerintah desa dan daerah.
Kegiatan ini akan dihiasi berbagai macam lomba dan kegiatan lainnya. seperti lomba balap perahu katinting atau Katinting Race, lomba Voly Pantai, pentas seni dan budaya, workshop kewirausahaan dan sekolah laut, lomba layang-layang, lomba mewarnai untuk anak-anak dan kegiatan sosial pantai bersih.
Kegiatan tahunan kelompok pemuda yang tergabung dalam komunitas “Kawao Art Management” itu kali ini menghadirkan Icon Lobster.
Ketua panitia penyelenggara kegiatan, Rudini Mahmud mengatakan icon lobster dipilih sebagai semangat untuk formasi baru Kawao Art Management.
Menurutnya, Lobster merupakan hewan laut sejenis udang yang memiliki gerakan yang lincah dan memiliki kemampuan berganti kulit sesuai kondisi yang dihadapi.
“Maka harapan yang ingin kami hadirkan sesuai dengan filosofi Lobster tadi. dengan pengurus atau formasi baru Kawao Art Management dapat menghadapi tantangan apa saja dengan lincah” ucap Rudi saat dikonfirmasi via WhatsApp, Senin, (9/9/2024).
“Insyaallah akan ada hadiah menarik untuk berbagai macam lomba. khusus lomba Katinting Race memperebutkan satu mesin Katinting yang baru” tambah Rudini.
Sementara itu, Ketua Kawao Art Management, Muhammad Irfan Ulpa mengatakan kegiatan LBF ini merupakan kegiatan tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Kawao Art.
“Ini merupakan kegiatan rutin tahunan Kawao Art. LBF kali ini adalah yang penyelenggaraan kelima kalinya” ucap Irfan.
Irfan menyebut, Lapeo Bahari Festival (LBF) turut berkontribusi memperkenalkan wisata pantai Ba’batoa Lapeo ke masyarakat luas yang mengantarkan Desa Lapeo masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) Tahun 2024.
Dia juga mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya menjaga kelestarian budaya maritim dengan semangat gotong royong antara masyarakat, pemerintah dan pemuda.
“Ini adalah salah satu upaya kami untuk menjaga kelestarian budaya maritim dan sebagai sarana untuk menjaga semangat kerjasama atau gotong royong antara masyarakat, pemerintah desa maupun daerah serta kalangan pemuda” kata Irfan. (Kay)